Ikan bandeng punya makna khsuus bagi masyarakat Betawi dan Tionghoa. Begini kisahnya
Ikan bandeng begitu melekat dengan budaya Betawi. Masyarakatnya selalu menyajikan ikan ini dalam setiap perayaan kebudayaan, termasuk dalam mempererat hubungan dengan warga Tionghoa.
Jika digali filosofisnya, ikan bandeng berarti sumber rezeki dan kemakmuran di dalam kehidupan sosial.
Diyakini jika menyajikan ikan ini dalam bentuk masakan, bisa membuka pintu masuknya uang sampai kemudahan dalam menjalankan segala urusan bagi si empunya rumah.
Setidaknya Betawi memiliki tradisi unik yang melibatkan ikan bandeng, salah satunya bernama “nganter”. Simak selengkapnya tentang bandeng dan relasi antar budaya ala masyarakat Betawi.
Untuk melanjutkan membaca.
Bandengnya Berukuran Besar
Mengutip majalah digitar Jakita yang dikelola Pemprov DKI Jakarta, ikan bandeng yang biasa digunakan warga Betawi untuk acara kebudayaan bukan sembarang ikan bandeng.
Per ekornya harus yang berukuran besar dan gemuk, karena memiliki banyak daging.
Biasanya masyarakat Betawi mencarinya di Pasar Rawa Belong, karena di sana menyediakan banyak lapak yang menjual ikan bandeng segar.
Ukuran ikan badeng bisa mencapai lebih dari panjang penggaris atau melebihi 60 CM, dan berat hingga 5 kilogram saat dibawa tangan kosong.
Dijadikan Masakan Pindang
Dalam lama Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud), ikan bandeng akan dimasak sesuai selera lidah orang Betawi yakni pindang.
Ikan bandeng yang dipindang memiliki cita rasa rempah yang gurih dan lezat. Ikan bandeng pindang biasa tersaji di acara-acara tertentu, seperti lebaran, Imlek sampai lebaran Cina.
Selain itu, ikan bandeng juga biasa dijadikan menu goreng maupun sayur bersantan yang khas cita rasa Betawi.
Untuk melanjutkan membaca.
Simbolkan Rezeki dan Kehidupan bagi Warga Betawi
Dalam laman Budaya Betawi, ikan bandeng memiliki simbol khusus bagi warga Betawi karena dianggap mendatangkan rezeki.
Semakin banyak ikan bandeng yang dimasak atau dijadikan pindang, semakin yakin bahwa rezeki akan mengalir deras.
Ikan bandeng membawa rezeki ini berhasil dibuktikan para penjual ikan bandeng musiman di Pasar Rawa Belong. Mereka selalu menunggu kala hari besar termasuk Imlek, di mana warga Betawi dan Tionghoa akan memborong ikan bandeng.
Rekatkan Hubungan dengan Warga Tionghoa
Ikan bandeng juga jadi simbol persaudaraan antara Betawi dan Tionghoa di wilayah Jabotabek. Biasanya saat perayaan Imlek, warga Betawi akan membawakan ikan bandeng segar atau yang sudah diolah menjadi pindang.
Dalam budaya Betawi, tradisi yang juga dikenal sebagai “nganter bandeng” atau ngejot bandeng ini dilakukan oleh menantu Betawi ke mertua Tionghoa.
Tradisi ini akan berlangsung setiap menjelang atau saat hari Imlek dan cap go meh. Selain itu, warga Betawi juga memberikan olahan bandeng kepada keluarga Tionghoa saat hari raya Idulfitri, sehingga muncul istilah lebaran Cina.
Simbol Kemakmuran orang Tionghoa
Selain diyakini oleh warga Betawi, ikan bandeng sebagai simbol kemakmuran dan kemurahan rezeki juga diyakini oleh warga Tionghoa.
Mereka mengenal istilah mandarin, kata “ikan” disebut dengan “Yu” yang berarti rezeki. Di setiap ikan bandeng, mereka menitipkan harapan agar rezeki dan kemakmuran senantiasa datang di tahun yang baru.
Selain itu, warga Tionghoa dan Betawi meyakini bahwa ikan bandeng adalah simbol kehidupan yang harus dijalani secara hati-hati. Ini karena ikan tersebut mengandung banyak duri yang jika tidak berhati-hati penikmatnya bisa tersedak.
Potret Pedagang ikan bandeng segar di Pasar Rawa Belong
Ikan bandeng asap merupakan oleh-oleh khas dari Sidoarjo yang sudah cukup terkenal sejak lama.
Warga Tionghoa menyakini setiap makanan membawa keberuntungan hingga membuat panjang umur bagi yang menyantapnya.
Untuk melanjutkan membaca.
Selain kue keranjang dan jeruk, ikan bandeng ternyata juga menjadi sajian yang lekat dengan perayaan Imlek.
Di ujung perbincangan, ada celetukan ibu-ibu yang begitu menggelitik.
Ikan tidak hanya berenang kesana kemari sepanjang hari, tetapi hewan ini juga punya jam tidur.
Berikut penampakan Ikan Pari Jawa yang telah secara resmi dinyatakan punah.
Saking istimewanya ayam kampung, hewan ini sampai dianggap sakral oleh masyarakat Sunda.
Hari Ibu merupakan momen istimewa yang ditujukan untuk menghargai peran luar biasa seorang ibu dalam kehidupan kita.